Cerita Anak: Memindahkan Gunung Sali
November 24, 2014
Apa kabar adik-adik, kali ini saya ingin posting sebuah cerita anak: Memindahkan Gunung Sali. semoga cerita anak: Memindahkan Gunung Sali dapat menghibur adik-adik yaa. dan jangan lupa mengambil nilai-nilai yang ada dalam cerita anak: Memindahkan Gunung Sali. let's read :)
Lagi-lagi, Baginda Harun Al Rasyid punya akal baru untuk
menguji kecerdikan Abunawas. Saat memandang Gunung Sali, Beliau teringat akan
sebuah kisah pewayangan. Konon, ada seekor kera sakti bernama Hanuman, yang
mampu memindahkan gunung dengan mudah.
“Hanuman
bisa memindahkan gunung. Apa kira-kira Abunawas juga bisa ya?” kata Baginda
sembari tersenyum.
Mendengar
perkataan Baginda, para menteri tertawa terbahak. “Hahahaha. Mana mungkin
Abunawas yang kerempeng bisa mengangkat Gunung Sali yang besar itu?” kata salah
seorang menteri.
“Ya ya,
betul. Hanuman bisa karena dia sakti. Sedangkan Abunawas? Tak mungkin,” sahut
yang lainnya.
“Tapi
ingat, Abunawas itu cerdik, para menteriku,” ujar Baginda.
“Sebaiknya
kita buktikan saja. Bagaimana?” usul seorang menteri.
Baginda
tersenyum dan mengangguk. “Ya ya. Usul yang bagus,”
Beliau
memerintahkan prajurit ke rumah Abunawas. “Baiklah, sekarang kau pergi ke rumah
Abunawas. Sampaikan perintahku untuk memindahkan Gunung Sali,”
“Baik,
Baginda,” jawab seorang prajurit.
Setibanya
prajurit di rumah Abunawas. “Assalamualaikum, Abunawas. Kami diperintahkan
Baginda Harun untuk menyampaikan tugas yang harus kau laksanakan,”
“Waalaikumsalam.
Apa tugas yang Baginda Harun beri untuk ku?” sahut Abunawas.
“Baginda
Harun memberi mu tugas untuk memindahkan Gunung Sali.”
Mendengar
tugas yang disampaikan prajurit, Abunawas hanya tersenyum. “Baiklah. Dengan
segala hormat, akan ku penuhi tugas dari Baginda. Kembalilah ke istana,
Prajurit. Katakan pada Beliau malam ini juga Gunung Sali akan kupindah.”
Sepulangnya
prajurit ke istana, Abunawas berpikir kebingungan. “Akan ku pindah kemana
Gunung Sali itu. Baginda tak memerintahkan ku kemana aku harus memindahkan
Gunung Sali.”
Akhirnya
prajurit tiba di istana dan melaporkan bahwa tugas dari Baginda telah
tersampaikan untuk Abunawas. “Perintah Baginda telah hamba sampaikan kepada
Abunawas,”
“Terimakasih,
Prajurit. Sekarang kau kembalilah pada tugas utama mu menjaga istana ini.”
Esok
harinya, matahari belum tampak. Abunawas bergegas menunaikan kewajibannya
Shalat Subuh dan bersiap diri menghadap Baginda Harun Al Rasyid di Istana
Baghdad. Tibanya di Istana, tak nampak sedikitpun rasa cemas di raut mukanya.
Badannya pun masih segar, tak seperti orang yang baru mengangkat beban yang
amat berat. Semua yang hadir menunggu dengan cemas. Benarkah Abunawas telah
memindahkan Gunung Sali semalam? Atau ia hanya berbohong dan akhirnya mendapat
hukuman dari Baginda?
“Bagaimana
keadaanmu, Abunawas?” tanya Baginda.
“Seperti
biasa, hamba baik-baik saja, Paduka,” jawab Abunawas.
“Sudah
kau angkat Gunung Sali?”
“Sudah,
Paduka. Semalam.”
“Bagus.
Kau pindahkan kemana? Aku ingin melihatnya.”
Abunawas
terdiam sejenak. “Nah, itulah yang ingin hamba tanyakan, Paduka. Semalam,
Gunung Sali saya angkat sendiri. Namun, saat mulai berjalan, hamba baru ingat
jika Baginda belum memberitahu, kemana gunung itu akan hamba pindah. Hamba tak
berani meletakkannya sembarangan, takut Paduka marah,” jelas Abunawas panjang
lebar.
“Lalu,
apa yang kau lakukan, Abunawas?” tanya Baginda tak sabar.
“Ya hamba
letakkan kembali ke tempat semula, Baginda. Habis, berat sekali,” jawab
Abunawas sambil meregangkan lengan, seakan kelelahan.
“Hmmm.
Kalau begitu Gunung Sali belum kau pindahkan, bukan?” kata Baginda.
“Betul!
Betul! Kami lihat Gunung Sali masih ada di tempatnya pagi tadi. Abunawas berbohong!
Ia harus dihukum!” seru para menteri.
Tiba-tiba
Abunawas berdiri dari tempat duduknya. “Eits. Tunggu dulu. Aku belum selesai
bicara, para menteri,” katanya. Kemudian, ia mengeluarkan secarik kertas dari
dalam tas kulit bututnya. Ada sebuah gambar di atas kertas itu. Jelek sekali,
seperti buatan anak yang baru belajar menggambar. Tapi dari bentuknya, itu
jelas-jelas Gunung Sali.
“Semalam
hamba berpikir, Baginda memang tak memberitahu kemana Gunung Sali dipindahkan.
Namun, hamba harus memenuhi janji. Dan inilah, Gunung Sali akhirnya berhasil
hamba ‘pindahkan’.... ke kertas ini,” terang Abunawas.
Mendengar
perkataan Abunawas itu, Baginda Harun Al Rasyid tersenyum lebar. “Ya ya. Kamu
benar. Aku memang menyuruhmu memindahkan, bukan membawa Gunung Sali ke
hadapanku. Hadiah lagi bagi kecerdikanmu, Abunawas,” kata beliau puas. Baginda
menyerahkan sekantong uang dinar, dengan diiringi pandangan iri para menteri.
Hari itu,
Abunawas pulang dengan gembira. Gunung Sali tetap aman di tempatnya dan ia
berhasil membawa uang pengganti hasil karyanya semalam.
0 comments
thank you ^^