Rindu, yang selalu ku tujukan pada mu.
Kasih yang sampai sekarang tak tahu sedang berada di mana.
Perihal nama mu saja, aku tak tahu
Bagaimana dengan rupa mu,
Yang selalu saja ku pertanyakan.
Seperti apakah kau?
Setampan dia kah? Atau . . .
Beribu hal tentang mu yang buat ku jatuh, meski tak banyak dari beribu itu adalah hal kecil.
Seperti hujan yang jatuh berjuta kali.
Ya, itu aku. Yang berjuta kali jatuh hati meski terkadang kau seperti batu yang begitu keras.
Tapi aku bahagia jika aku menjadi hujan yang jatuh pada mu, sebuah batu.
Kau ingat, teori pelapukan batuan? Sebuah batu yang terkena tetesan air berjuta kali lambat laun akan menjadi butiran pasir. Dia tak akan keras sekeras batu.
Terkadang aku berfikir teori itu juga berlaku pada aku dan kamu, hujan dan batu.
Akankah kau menjadi seperti itu? Atau bahkan tetap menjadi batu, meski aku telah berjuta kali jatuh pada mu?
Terimakasih, telah membuatku jatuh.
Apa yang kau tunggu Desember ini?
Bukankah yang kau tunggu sudah di samping mu?
Melukis sebuah pelangi indah,
Mewarnai hidup lebih berwarna.
Apa yang kau tunggu Desember ini?
Hujan bulan Desember?
Untuk apa?
Bukankah tanpa hujan
Pelangi mu sudah ada?
Rasanya, kau tak perlu menunggu hujan.
Tanpa hujan pun, pelangi mu sudah ada.
Kurangkah?
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Sapardi Djoko Damono
Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata ” aku turut berbahagia untukmu ”
Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu, karena takut kau berpaling dan memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau sadari
Kutipan puisi "CINTA" karya Kahlil Gibran