Alhamdulillah, Allah mempertemukan ku lagi dengan bulan yang suci ini. Tak terasa, sudah setahun kau kembali lagi. Maha besar Allah mempertemukan kau dan aku lagi.
Tak percaya aku bisa bertemu kau lagi. Bahkan lebih dari sebuah pertemuan yang aku bayangkan.
Tak percaya aku bisa bertemu kau lagi. Bahkan lebih dari sebuah pertemuan yang aku bayangkan.
Beberapa bulan sebelum Ramadhan tahun lalu, musibah kecil menimpa diriku. Ujian yang membuatku kuat dan terus berjuang untuk mencapai sarjanaku dengan kondisi tangan kananku yang patah. Ya, aku harus tetap memperjuangkan itu. Aku tersenyum, merasa diriku ini kuat. Allah tak akan memberiku ujian seberat ini kalau aku tidak bisa melaluinya. Dan nyatanya, aku bisa melewati itu.
Pasca operasi, badanku masih terlemas di ranjang rumah sakit. Tiba-tiba ponselku berdering. Entah itu siapa yang menelponku. Nomernya tak ada di kontak ponselku. Perlahan aku ambil dan ku tekan tombol hijau.
Yang kudengar suara pemuda,
"Dek, kamu kenapa?”
Aku hanya terdiam, berpikir siapa ini. Seperti tak asing kudengar. Dan sejenak ku jawab
"Iya, aku gaapa. Ini siapa ya mas? ”
Pikirku dia sepupu seumuranku. Yaa seingatku, kemarin dia baru saja meminta nomer ponselku. Ternyata salah.
Pasca operasi, badanku masih terlemas di ranjang rumah sakit. Tiba-tiba ponselku berdering. Entah itu siapa yang menelponku. Nomernya tak ada di kontak ponselku. Perlahan aku ambil dan ku tekan tombol hijau.
Yang kudengar suara pemuda,
"Dek, kamu kenapa?”
Aku hanya terdiam, berpikir siapa ini. Seperti tak asing kudengar. Dan sejenak ku jawab
"Iya, aku gaapa. Ini siapa ya mas? ”
Pikirku dia sepupu seumuranku. Yaa seingatku, kemarin dia baru saja meminta nomer ponselku. Ternyata salah.
Ingatku, dua atau tiga tahun lalu di agenda rutin kelas SMP aku bertemu dengannya.
Setelah itu kita kembali... Namun tetap jarak memisahkan kita